Kamis, 10 Mei 2012

Melihat Lebih Dekat Bumi Parahiyangan ( Episode Tangkuban Perahu )

Penulis          : Herman Santoso
Fotografer    : Herman Santoso




   Pagi itu terasa indah,mentari yang begitu cerah turut berpadu membentuk sebuah simphoni yang begitu merdu di mata,memang sungguh hari yang mendukung untuk kegiatan kokang kamera. Hari itu merupakan hari melepas lelah bagi mahasiswa AMIK ALMUSLIM yang akan berwisata ke tempat legenda Sangkuriang dan Dewi Dayang Sumbi berada atau lebih bekenya masyarakat menyebut Tangkuban Perahu.Persiapan sudah matang beberapa anggota yang hadir juga sudah menampakan hidungnya di area yang sudah di sepakati,sambil menunggu yang lain datang saya selaku seksi dokumentasi melakukan pemanasan dengan melakukan beberapa kali jepret sana jepret sini sambil ngobrol ngalor ngidul.Akhirnya semua yang ditunggu telah hadir dan kami pun melakukan perjalanan menuju tempat yang dituju.






   Perjalanan terasa begitu lama, tetapi setelah di hitung dengan cermat terntyata hanya memakan waktu 4 jam saja untuk tiba di tempat yang kami tuju, setibanya di sana tak lupa saya melakukan sholat dzuhur dan makan siang , tampaknya hawa dingin tangkuban perahu menyapa tubuh serta perut , sehingga membuat saya lapar. Setelah mengisi perut, saya pun mendaftar kan diri ke area loket untuk mendapatkan karcis masuk, tak sabar rasanya saya ingin segera melihat dengan panca indra  keindahan dari Gunung Tangkuban Perahu. untuk menuju ke sana saya di haruskan menunggu  kira-kira kurang lebih 15 menit, di karenakan  harus menaiki angkutan secara bergantian dengan pengunjung yang lain. Selama perjalanan menuju kawah kita akan di suguhi beberapa penunggang kuda dan para backpacker yang berjalan kaki menuju area wisata,memang selain menggunakan angkutan untuk menuju ke sana kita juga bisa berjalan kaki juga menaiki kuda yang di sewakan, keuntuganya adalah kita bisa dengan leluasa melihat pemandangan di kiri dan kanan jalan selama dalam perjalanan.




   Setelah melewati waktu selama 15 menit dalam perjalanan akhirnya saya sampai juga di kawah, begitu takjub diri ini melihat pemandangan yang tersaji di depan mata, pepohonan yang meranggas karena bekas letusan  sungguh menampakan panorama yang begitu unik, pun bebatuan kapur yang ada juga ikut melengkapinya. Kawah yang begitu besar dengan asap yang mengepul dari kepundanya itulah yang menjadi daya tarik terbesar dari Tangkuban Perahu, selain itu penjualan pernak pernik dan oleh oleh bukan hanya di jual sepanjang jalan, akan tetapi ada juga yang di jual dalam sebuah area khusus yang lebih tertata dengan rapi sehingga menarik perhatian pengunjung. Kelengkapan sarana dan prasarana juga sudah tersedia dengan lengkap, mulai dari tolilet dan mushola serta menara pandang kita akan menjumpainya di sana. Tidak hanya itu, apabila kita lelah kita juga bisa bersantai sambil menikmati kuliner yang di jajakan oleh para pedagang, saya rekomendasikan anda untuk mencoba Uli bakar dengan taburan Srundeng serta bumbu Kacang dan Minuman Bandrek yang masih hangat.

  Tangkuban Perahu dengan segala keindahanya tak terasa menyihir waktu yang cukup lama menjadi terasa singkat bagi saya. Dari menara pandang terdengar suara bahwa waktu kunjungan wisata telah habis, sudah waktunya bagi para pengunjung berkemas untuk pulang,begitu pula dengan rombongan kami,saya dan teman teman pun briefing dan mengecek kelengkapan anggota agar tidak ada yang tertinggal. Setelah mengecek kelengkapan anggota kami pun berangkat meninggalkan area wisata , dalam perjalanan kami pun tak lupa untuk menyempatkan diri utuk mampir ke Cihampelas sekedar membeli buah tangan bagi yang di rumah.